Ulumul Qur'an; Anatomi Al-Qur'an
ANATOMI
AL-QUR’AN[1]
A.
PENGERTIAN
AL-QUR’AN
Kata
arab al-Qur`an
secara etimologi (kebahasaan) tampak didefinisikan beragam oleh para
ulama. Meliputi: Al Syafi’iy (w.
204 H): kata arab ( القرأن
) yang di-makrifat-kan dengan huruf alif dan lam ( ال ) itu merupakan isim alam untuk kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad. Sebagai isim alam, kata arab ( القرأن
) itu semisal dengan kata arab ( الانجيل ) dan kata arab ( التوراة ). Kata arab ( القرأن
) itu bukan kata musytaq dan bukan kata
mahmuz. Jika kata arab ( القرأن
) merupakan kata musytaq yang diambil dari kata mahmuz yang berupa kata arab ( قرأتُ ), maka setiap sesuatu yang dibaca
pun bisa menjadi bacaan –yakni, al-Qur`an.
Al Farra` (w. 207 H): kata arab ( القرأن
) yang di-makrifat-kan dengan huruf alif dan lam ( ال ) itu merupakan kata musytaq yang diambil dari kata
arab ( قرائِن ) –yakni bentuk jamak dari kata arab ( قرينة ). Karena ayat-ayat al Qur`an itu
sebagiannya mirip dengan
sebagian yang lain sehingga sebagiannya bisa menjadi qarinah / petanda bagi sebagian yang lain. Menurut al farra` kata
arab ( القرأن ) bukan kata mahmuz.
Al Asy’ariy (w. 324 H): kata arab ( القرأن
) yang di-makrifat-kan dengan huruf alif dan lam ( ال ) itu merupakan kata musytaq yang diambil dari kata
arab ( قرَِنَ ). Karena ayat-ayat al Qur`an dan surat-surat al Qur`an
itu berkumpul jadi satu antara
yang satu dengan yang lain –sebagaimana dikatakan ( قرِن الشيء بالشيء اذا ضمّه اليه ). Menurut al Asy’ariy –sebagaimana
al farra`- kata arab ( القرأن ) bukan kata mahmuz.
Al Zajjaj (w. 311 H): kata
arab ( القرأن ) yang di-makrifat-kan dengan huruf
alif dan lam ( ال
) itu merupakan kata musytaq dari kata
mahmuz berupa kata arab ( قُرْأ ) yang berarti kumpulan
( جمْع ) –sebagaimana dikatakan ( قرِأ الماء في الحود اذا جمعه). Karena al Qur`an itu kumpulan
dari / mengumpulkan nilai-nilai yang terdapat pada alkitab-alktiab sebelumnya
dan –atau- mengumpulkan secara maknawi segala macam ilmu pengetahuan.
Al Lihyaniy (w. ?):
kata arab ( القرأن ) yang di-makrifat-kan dengan huruf
alif dan lam ( ال
) itu merupakan kata musytaq dari kata
mahmuz berupa kata arab ( قرَأَ ) yang berarti membaca
( تلا ). Penamaan al Qur`an merupakan penamaan suatu maf’ul
–berupa kata maqrû` / sesuatu yang dibaca- dengan mashdar yang
dalam hal ini menggunakan kata masdar berwazan ( فُعْلان ). Kata arab( القرأن
) bisa diartikan dengan مقروء
(sesuatu yang dibaca) dan –atau- قراءة (bacaan).
Pendapat al Lihyaniy yang menyatakan bahwa kata arab ( القرأن ) merupakan kata musytaq dan kata mahmuz berupa
kata arab ( قرَأَ ) yang
bisa diartikan dengan مقروء (sesuatu
yang dibaca) dan –atau- قراءة (bacaan)
merupakan pendapat yang terkuat / terpilih / rajih. Karena kata arab( القرأن ) merupakan kata musytaq dan kata mahmuz berbentuk
mashdar berwazan ( فُعْلان ) yang
bersinonim dengan kata arab ( قراءة ).
Sebagaimana firman Allah dalam (QS. al Qiyamah: 17-18) yang berbunyi: ( إنّ علينا جمعَه و
قرأنه * فإذا قرأناه فاتبع قرأنه ).
Al-Qur’an secara terminologi: Al Qur`an adalah Kalamullah –baik
sebagai kalam nafsi ataupun sebagai kalam lafdhi berbahasa Arab- , yang bersifat mukjizat , yang
diwahyukan dan diturunkan kepada Muhammad –sebagai nabi dan rasul terakhir- ,
melalui perantara Malaikat Jibril –yang terpercaya- , yang ditulis dalam Mushaf
, yang sampai kepada kita secara mutawatir , yang bernilai ibadah ketika
membacanya, yang dimulai dengan surat al Fatihah dan ditutup dengan surat al
Nas.
Dari pengertian
terminologi di atas ada beberapa poin mengenai karakter al Qur`an yang bisa
diketemukan. Meliputi:
1.
Al
Qur`an adalah Kalamullah berbahasa Arab. Berdasar (QS. Yusuf:1-2) :
( الر . تلك ايات الكتاب المبين * انّا انزلناه قرأنا عربيا
لعلكم تعقلون )
2.
Al
Qur`an bersifat mukjizat. Berdasar (QS. Fushilat: 3) :
( قل لئنِ اجتمعتِ الانس و الجن على ان يأتوا بمثل هذا
القرأنِ لا يأتون بمثله )
3.
Al
Qur`an diwahyukan
dan diturunkan kepada Muhammad –sebagai nabi dan
rasul terakhir. Berdasar (QS. al Kahfi: 17) :
( و اتْلُ ما أوحي اليك من كتاب ربك )
4.
Melalui
perantara Malaikat Jibril –yang terpercaya.
Berdasar (QS. al Syu’ara`: 192-195) :
و انه لتنزيل
رب العالمين*نزل به الروح الأمين*على قلبك لتكون من المنذرين*بلسان عربي مبين
5.
Al
Qur`an ditulis
dalam mushaf. Sebagai bukti atas kebenaran (QS. al Hijr: 9) :
( انّا
نحن نزّلنا الذكر و انّا له لحافظون )
6.
Al
Qur`an sampai
kepada kita secara mutawatir. Sebagai bukti atas kebenaran (QS. al Hijr: 9) :
( انّا
نحن نزّلنا الذكر و انّا له لحافظون )
7.
Membaca
al Qur`an bernilai ibadah. Sesuai (QS. al Muzammil: 20):
( فاقرأوا ما تيسّر من القرأن )
Sesuai Hadis Nabawi:
( لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب )
8.
Mushaf
al Qur`an diawali surat al Fatihah dan ditutup dengan surat al Nas.
Al Qur`an sejatinya memiliki dua
pengertian terminologi –yang sangat
terkait dengan perbedaan paradigma dalam memandang
al Qur`an.
a.
Menurut kaum Mutakallimin yang lebih memandang al Qur`an sebagai Kalamullah yang terkait dengan
fenomena kefilsafatan (ontologi) tentang suatu sifat
(Kalam) yang dimiliki oleh dzat (Allah) yang transendental:
القرأن هو
الكلام النفسي – وهي الصفة القديمة – المتعلقة بالكلمات الحكمية – ليست الفاظا
حقيقة
مصورة الحروف و الأصوات – من أول سورة الفاتحة
الى اخر سورة الناس
b.
Menurut
kaum Ushuliyin yang lebih memandang al Qur`an sebagai Kalamullah yang terkait
dengan fenomena keagamaan (keimanan, hukum syariat, dan ritual ibadah) dan
fenomena kebahasaan (kesastraan):
كلام الله –
وهو (الكلام النفسي و) الكلام اللفظ العربي - , المعجر , (الموحى به أو) المنزل
على
خاتم الانبياء و المرسلين , بواسطة الأمين جبريل
, المكتوب في المصاحف , المنقول الينا بالتواتر ,
المتعبد بتلاوته , المبدأ بسورة الفاتحة و
المختتم بسورة الناس
B.
PERBEDAAN
AL-QUR’AN DENGAN HADIS QUDSI DAN HADIS NABAWI
1. Pengertian Hadis Qudsi:
ما يضيفه النبي صلى الله عليه و سلم الى الله تعالى
2. Pengertian Hadis Nabawi:
ما أضيف الى النبي صلى الله عليه و سلم قولا او فعلا او
تقريرا او صفة
Perbandingan
antara al Qur`an dan Hadis Qudsi serta Hadis Nabawi
No.
|
Al Qur`an
|
Hadis Qudsi
|
Hadis Nabawi
|
1
|
Wahyu Allah
(yang diwahyukan kepada nabi secara lafdhiyah dan
sekaligus maknawiyah)
|
Wahyu Allah
(yang diwahyukan kepada nabi secara maknawiyah)
|
Wahyu Allah
(yang diwahyukan kepada nabi secara maknawiyah)
|
2
|
Kalam Allah
(yang diturunkan kepada nabi secara lafdhiyah dan
sekaligus maknawiyah)
|
Khabar Allah
(yang diriwayatkan oleh nabi secara maknawiyah)
|
Khabar / Sunnah Nabi
(yang diriwayatkan oleh sahabat nabi dan penerusnya
secara lafdhiyah ataupun maknawiyah)
|
3
|
Bersifat mukjizat
|
Tidak bersifat mukjizat
|
Tidak bersifat mukjizat
|
4
|
Riwayat tidak boleh maknawiyah dan tapi harus lafdhiyah
|
Riwayat boleh maknawiyah
|
Riwayat boleh maknawiyah
|
5
|
Redaksinya terjaga dari perubahan
|
Redaksinya tidak terjaga dari perubahan
|
Redaksinya tidak terjaga dari perubahan
|
6
|
Tidak boleh disentuh oleh orang yang berhadats
|
Boleh disentuh oleh orang yang berhadats
|
Boleh disentuh oleh orang yang berhadats
|
7
|
Tidak boleh dibaca oleh orang yang berhadats besar
|
Boleh dibaca oleh orang yang berhadats besar
|
Boleh dibaca oleh orang yang berhadats besar
|
8
|
Satu huruf-nya bernilai sepuluh kebaikan
|
--
|
--
|
9
|
Terdiri dan terbagi dalam Surat dan Ayat
|
--
|
--
|
C.
NAMA
SERTA FUNGSI AL QUR`AN
Para ulama berbeda
pendapat mengenai jumlah nama-nama al Qur`an. Di antaranya:
1. Syaidalah Abu al Ma’aliy Uzaiziy bin Abdul Malik (w. 494
H) : nama-nama al Qur`an ada 55 (lima puluh lima).
2. Al Hiraliy Ali bin Ahmad bin al Hasan al Tajibiy (w. 647
H) : nama-nama al Qur`an mencapai lebih dari 90 (sembilan puluh).
3. Al Fairuzabadiy Muhammad bin Ya’qub (w. 817 H) :
nama-nama al Qur`an mencapai 100 (seratus).
Nama-nama al Qur`an
yang dalam hitungan para ulama tampak berbeda-beda jumlahnya itu sebagiannya
merupakan kata sifat –yakni, bukannya nama- untuk al Qur`an. Semisal kata Karîm (QS. al Waqi’ah: 77) dan kata Mubârak (QS. al Anbiya`: 50).
Nama-nama termasyhur al Qur`an.
Di antaranya:
1.
Al Qur`an (Bacaan)
Nama al Qur`an
menunjukkan bahwa dirinya merupakan suatu bacaan yang dibaca
dengan lisan (matluw
bi al alsan) dan dijaga dalam hati (mahfûdh fi al shudûr). Nama al Qur`an menunjukkan bahwa
dirinya berfungsi untuk mengumpulkan
nilai-nilai yang terdapat pada alkitab-alkitab
sebelumnya atau mengumpulkan secara maknawi segala macam ilmu pengetahuan atau mengumpulkan ayat-ayat al Qur`an dan surat-surat al Qur`an
yang sebagiannya mirip dengan
sebagian yang lain sehingga sebagiannya bisa menjadi qarînah / petanda
bagi sebagian yang lain. Kata al Qur`an disebutkan dalam al Qur`an sebanyak 58 kali. Di antaranya dalam kalimat ( انه لقرأن كريم ) yang terdapat pada (QS. al
Waqi’ah: 77)
2.
Al Kitab (Tulisan)
Nama al Kitab
menunjukkan bahwa dirinya merupakan suatu tulisan yang disusun dengan pena (mudawwan bi al aqlâm) dan
digoreskan pada lembaran-lembaran (maktûb
fi al suthûr). Nama al Kitab menunjukkan bahwa dirinya berfungsi
untuk mengumpulkan (al jam’
wa al dhamm) huruf-huruf
sehingga menjadi suatu tulisan atau mengumpulkan beragam pembahasan –semisal mengenai suatu
kisah, peraturan, atau ajaran tertentu- sehingga menjadi suatu tulisan. Kata al
Kitab disebutkan dalam al Qur`an sebanyak 230 kali. Di antaranya dalam kalimat (ذلك الكتاب لا ريب فيه) yang terdapat pada (QS. al
Baqarah: 2)
3.
Al Furqan (Pemisah / Dipisah)
Nama al Furqan
menunjukkan bahwa dirinya merupakan sesuatu yang terpisah-pisah –sebagaimana
yang tersirat dalam kalimat (و قرأنا فرقناه لتقرأه على الناس) yang terdapat pada (QS. al Isra`
106). Nama al Furqan menunjukkan bahwa dirinya berfungsi untuk memisahkan antara kebaikan dan keburukan atau antara kebenaran dan kekeliruan atau antara halal dan haram. Kata al Furqan
disebutkan dalam al Qur`an sebanyak 6
kali. Di antaranya dalam kalimat (تبارك الذي نزّل الفرقان على عبده) pada (QS. al Furqan: 1).
4.
Al Dzikr (Peringatan / Kenangan)
Nama al Dzikr
menunjukkan bahwa dirinya merupakan sesuatu yang berisi kenangan memori –tentang kisah masa lalu- serta memberikan peringatan kepada hamba-hamba Allah
tentang berbagai hal –di masa sekarang
dan masa yang akan datang. Kata al Dzikr disebutkan dalam al Qur`an
sebanyak 63 kali. Di antaranya
dalam kalimat (و
هذا ذكر مبارك) yang terdapat pada (QS. al Anbiya`: 50).
5.
Al Tanzil (Turun)
Nama al Tanzil
menunjukkan dan mengokohkan
bahwa dirinya merupakan sesuatu yang diturunkan oleh Allah kepada
hamba-hamba-Nya khususnya Muhammad Rasulullah. Kata al Tanzil disebutkan dalam
al Qur`an sebanyak 15 kali. Di
antaranya dalam kalimat (تنزيل
العزيز الرحيم) yang terdapat pada (QS. Yasin:5)
D.
ISI
KANDUNGAN AL QUR`AN
Para
ulama berbeda pendapat mengenai jenis isi kandungan al Qur`an. Di antaranya:
1. Al Thabariy Muhammad bin jarir dan al Qadhiy Abu Bakar
Ibnu al Arabiy : al Qur`an dan –atau- Ummul Qur`an berisi 3 (tiga) jenis
pembahasan induk berupa (a) tauhid
(b) diyanat / ahkam (c) akhbar / tadzkir.
2. Ali bin Isa (= al Rumaniy ?) : al Qur`an berisi 30 (tiga
puluh) jenis pembahasan
3. Al Ghazaliy : Ummul Qur`an berisi 8 (delapan) dari 10
(sepuluh) hal yang dimuat oleh al Qur`an, meliputi (a) dzat Allah (b) sifat
Allah (3) af’al / tindakan Allah (d) mi’âd / hari akhir (e) tazkiyah /
pensucian diri dari sifat tercela (f) tahliyah / menghiasi diri dengan sifat
terpuji (g) nikmat untuk kekasih Allah (h) siksa amarah untuk musuh Allah.
Masih kurang dua hal (i) dialektika teologi atas orang kafir (j) hukum fikih.
4. Ulama lain : al Qur`an berisi 4 (empat) jenis pembahasan inti berupa
(a) amar / perintah (b) nahy / larangan (c) khabar / kenangan (d) istikhbar /
petuah ajaran.
Bermanfaat
BalasHapusLuar biasa
BalasHapus