Pengantar Studi Islam; Model Penelitian Islam (Filsafat Islam, Tasawuf, Politik, Pendidikan Islam dan Sejarah Islam)
I. PENDAHULUAN
Seorang ilmuwan
Islam harus memiliki banyak pengetahuan serta potensi untuk mengembangkan
ilmunya sesuai dengan perkembangan zaman, juga harus memahami model-model
penelitian yang ada kaitannya dengan ilmu tersebut.
II. PEMBAHASAN
A. Hakikat
Filsafat Islam, Tasawuf, Politik, Pendidikan Islam, dan Sejarah Islam
1.
Filsafat Islam
Filsafat Islam
merupakan salah satu bidang studi Islam yang keberadaanya
telah menimbulkan pro dan kontra. Sebagian mereka yang berpikiran maju dan
berpikiran filsafat Islam. Sedangkan bagi mereka yang bersifat tradisional
yakni berpegang teguh kepada doktrin ajaran Al Qur’an dan Al Hadits secara
tekstual, cenderung
kurang mau menerima filsafat, bahkan
menolaknya.
2.
Tasawuf
Tasawuf
merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada
pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutnya dapat menimbulkan akhlak
mulia. Pembersihan aspek rohani atau batin ini selanjutnya dikenal sebagai
dimensi esoterik dari diri manusia. Di tengah-tengah situasi masyarakat yang cenderung
mengarah kepada dekadensi moral seperti yang gejala-gejalanya mulai nampak saat
ini, dan akibat negatifnya mulai terasa daalam kehidupan, masalah tasawuf mulai
mendapatkan perhatian dan dituntut peranannya
untuk terlibat secara aktif mengatasi masalah-masalah tersebut.[3]
3.
Politik
Masalah politik
termasuk salah satu bidang studi yang menarik perhatian
masyarakat pada umumnya. Hal ini disebabkan karena masalah politik yang
selalu mempengaruhi kehidupan masyarakat. Masyarakat yang tertib, aman, damai, sejahtera
lahir-batin, dan
seterusnya tidak dapat dilepaskan dari sistem politik yang diterapkan. Karena
demikian pentingnya masalah politik ini telah
banyak studi dan kajian yang dilakukan para ahli terhadapnya.
4. Pendidikan Islam
Pendidikan
Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang mendapat banyak perhatian
dari para ilmuwan. Hal ini karena di samping peranannya yang amat strategis
dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, juga
karena di dalam pendidikan Islam terdapat berbagai masalah yang kompleks dan
memerlukan penanganan
segera. Bagi mereka yang bakal terjun ke
dalam bidang pendidikan Islam harus memiliki wawasan yang cukup tentang
pendidikan Islam dan memilki kemampuan untuk mengembangkannya sesuai dengan
tuntutan zaman.
5. Sejarah Islam
Sejarah Islam
merupakan salah satu bidang studi Islam yang banyak menarik perhatian para
peneliti baik dari kalangan sarjana Muslim
maupun Non-Muslim, karena
banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tersebut. Bagi umat Islam, mempelajari
sejarah Islam selain memberikan kebanggaan juga sekaligus peringatan agar
berhati-hati. Dengan mengetahui bahwa umat Islam dalam sejarah pernah mengalami
kemajuan dalam segala bidang selama beratus-ratus tahun misalnya. Akan
memberikan rasa bangga dan percaya diri menjadi orang Islam. Demikian pula
dengan mengetahui bahwa umat Islam juga mengalami kemunduran, penjajahan
dan keterbelakangan, akan
menyadarkan umat Islam untuk memperbaiki keadaan dirinya dan tampil untuk
berjuang mencapai kemajuan.
B.
Model Penelitian; Filsafat Islam, Tasawuf,
Politik, Pendidikan Islam, dan Sejarah Islam
1. Penelitian Filsafat Islam
a. M. Amin Abdullah
Menggunakan metode penelitian kepustakaan yang bercorak
deskriptif, yaitu penelitian yang mengambil bahan-bahan kajiannya dari berbagai
sumber, baik yang ditulis oleh tokoh yang di teliti (sumber primer), maupun
sumber yang ditulis oleh orang lain mengenai tokoh yang ditelitinya itu (sumber
sekunder). Bahan tersebut selanjutnya diteliti keontetikannya secara seksama,
di klasifikasikan menurut variabel yang ingin di telitinya, dalam hal ini
masalah etik, dibandingkan antara sumber yang satu dengan sumber yang lainnya,
lalu dideskripsikan (diuraikan menurut logika berfikir tertentu) dianalisis
dan kemudian disimpulkan.
b. Otto Horrassowitz, Majid Fakhri
Menggunakan metode penelitian
kualitatif. Sumbernya kajian pustaka. Metodenya deskriptis analitis, sedangkan pendekatannya historis
dan tokoh yaitu bahwa apa yang disajikan
berdasarkan data – data yang ditulis ulama terdahulu, sedangkan titik kajiannya
adalah tokoh.
Penelitian serupa itu juga dilakukan oleh Majid
Fakhri. Dalam bukunya berjudul
A History of Islamic Philosophy dan diterjemahkan oleh Mulyadi Kartanegara menjadi
Sejarah Filsafat Islam, Majid Fakhri
selain menyajikan hasil penelitiannya tentang ilmu kalam, Mistisisme dan kecenderungan-kecenderungan modern dan kontemporer juga
berbicara tentang filsafat.
Penelitiannya tersebut nampaknya menggunakan
campuran yaitu selain menggunakan pendekatan historis
juga menggunakan pendekatan kawasan, bahkan pendekatan substansi. Melalui pendekatan
histories, Majid Fakhri mencoba meneliti latar belakang
munculnya berbagai pemikiran filsafat dalam Islam. Sedangkan
dengan pendekatan kawasan, ia mencoba mengemukakan berbagai pemikiran filsafat
yang dihasilkan dari berbagai tokoh tersebut. [4]
2. Penelitian Tasawuf
a. Sayyed Husein Nasr
Sayyed Husein
Nasr selama ini dikenal sebagai ilmuwan Muslim
kenamaan di abad modern yang amat produktif dalam melahirkan berbagai karya
ilmiah. Perhatiannya
terhadap pengembangan studi Islam demikian
besar, termasuk dalam
bidang tasawuf. Di dalam buku Tasawuf
Dulu dan Sekarang disajikan hasil penelitiannya di bidang tasawuf dengan
mengggunakan pendekatan tematik, yaitu
pendekatan yang mencoba menyajikan ajaran tasawuf sesuai dengan tema-tema
tertentu. Diantaranya uraian tentang
fungsi tasawuf, yaitu tasawuf dan
pengutuhan manusia. Di dalamnya dinyatakan bahwa tasawuf merupakan sarana untuk menjalin
hubungan yang intens dengan Tuhan dalam upaya mencapai kebutuhan
manusia. Selanjutnya, dikemukakan
pula perkembangan tasawuf yang terjadi pada abad ketujuh dan madzhab Ibnu Arabi, serta
Islam dan pertemuan agama-agama. Selanjutnya, dikemukakan
tentang problema lingkungan dalam cahaya tasawuf, penaklukan
alam dan ajaran Islam tentang pengetahuan timur.
Dari uraian
singkat diatas terlihat bahwa motif penelitian tasawuf yang diajukan Sayyed
Husein Nasr adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan tematik yang
berdasarkan pada studi kritis terhadap ajaran tasawuf yang pernah berkembang
dalam sejarah.
b. Mustafa Zahri
Penelitian yang
dilakukannya bersifat eksploratif, yakni
menggali ajaran tasawuf dari berbagai literatur ilmu
tasawuf. Dalam buku yang berjumlah enam tersebut, disajikan
tentang kerohanian yang di dalamnya dimuat tentang contoh kehidupan Nabi
Muhammmad Saw, kunci mengenal
Tuhan, sendi kekuatan
batin, fungsi kerohanian
dalam menentramkan batin, tarekat
dari segi arti dan tujuannnya. Selanjutnya, dikemukakan tentang membuka tabir
(hijab) yang membatasi diri dengan Tuhan, dzikrullah, istighfar dan
bertaubat, do’a, waliyullah, keramat, mengenal
diri sebagai
cara untuk mengenal Tuhan, maka
la ilaha illallah, hakikat
pengertian tasawuf, catatan sejarah
perkembangan tasawuf dan ajaran tentang ma’rifat.[5]
Dengan
demikian, penelitian
tersebut semata-mata bersifat eksploratif yang
menekankan pada ajaran yang terdapat dalam tasawuf berdasarkan
literatur yang ditulis oleh para ulama
terdahulu serta dengan mencari
sandaran pada Al-Qur’an dan Hadits.
3. Penelitian Politik
a. Harry J. Benda
Penelitian
dibidang politik dengan menggunakan pendekatan historis
normativ dilakukan oleh Harry J. Benda. Dalam bukunya Bulan Sabit dan Matahari
Terbit Islam di Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang,
penelitian tersebut berusaha mencari informasi dari sumber-sumber sesudah
perang, dalam usaha untuk menguji dan memperbaiki gambaran yang telah muncul
dari studi catatan-catatan masa pendudukan. Menurutnya, berbeda dengan periode
kolonialisme Belanda, pendudukan Jepang di Indonesia pada umumnya, dan
perkembangan Islam selama tahun-tahun tersebut khususnya, sejauh ini sangat
tidak mendapatkan perhatian dari kalangan penulis modern.
Sejalan dengan
upaya tersebut, maka penelitian yang ia lakukan dibuat untuk memberikan analisa
sosio-historis
tentang
elit Islam, dan dalam jangkauan yang lebih kecil, tentang elit-elit non-religius
yang bersaing di panggung politik Indonesia dibawah kekuasan asing. Karenanya,
penelitian tersebut diarahkan pada tempat-tempat yang diberikan kepada para
pemimpin masyarakat Islam oleh tuan penjajah berturut-turut dan konstelasi
kekuasaan yang terpancar darinya yang melibatkan para pemimpin Islam,
aristrokat Indonesia, dan tokoh-tokoh pergerakan nasionalis Indonesia sekuler
abad ini.
Dilihat dari
segi cakupannya, secara garis besar penelitian ini membahas perkembangan Islam
di pulau
Jawa saja. Batasan ruang lingkup yang patut disesalkan ini sebagian besar
ditentukan oleh sumber-sumber bahan yang bisa diperoleh. Terutama bagi masa
Jepang, catatan-catatan tertulis dari pulau-pulau lain, dengan beberapa
pengecualian kecil, tidak dapat diperoleh peneliti. Sedangkan
efek-efek dari masa pendudukan Jepang terhadap Islam Indonesia di Aceh, salah
satu daerah Islam di Sumatra yang kokoh ke-Islamannya,
telah menjadi pembahasan yang sangat bagus dari
monograf Belanda, nasib masyarakat Islam didaerah lain di Nusantara, terutama
di daerah pantai Barat Sumatra yang penting itu, masih harus dipelajari secara
terperinci.
Diantara
kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian tersebut adalah meskipun Islam
didaerah lain tidak dapat disangkal telah memainkan peranan utama di dalam
perkembangan politik Indonesia, di Jawa menurut H. J. Benda
telah mendapatkan perwujudan organisatoris paling penting. Disanalah
kelompok-kelompok Islam paling langsung terlibat dalam membentuk politik
Indonesia pada umumya.[6]
Dari uraian
tersebut, terlihat bahwa model penelitian yang dilakukan H. J. Benda
mengambil bentuk penelitian kepustakaan dengan corak penelitian
deskriptif, dengan menggunakan pendekatan analisis sosio-historis.
4. Penelitian Pendidikan Islam
a. Tentang Problema Guru
Dalam usaha memecahkan problema guru, Himpunan
Pendidikan Nasional (National Education Association) di
Amerika Serikat pernah mengadakan penelitian tentang problema yang dihadapi
guru secara nasional pada tahun 1968.
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian
tersebut, yaitu dengan pengumpulan data yang dilakukan oleh bagian Himpunan
Pendidikan Nasional (National Education
Association) melalui survey pendidikan umum guru (opinion survey for teacher) pada musim semi tahun 1966.
Kuesioner yang dibuat terdiri dari tujuh belas
macam pertanyaan tentang problema guru yang potensial. Data yang terkumpul dari kuesioner itu
dijadikan landasan analisis. Dengan demikian, penelitian tersebut dari segi
metodenya termasuk penelitian survey, yaitu penelitian yang sepenuhnya
didasarkan pada data yang dijumpai di lapangan, tanpa didahului oleh kerangka
teori, asumsi atau hipotesis.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut
adalah dijumpainya 5 aspek pokok
yang menyangkut kondisi dan kompensasi tugas mengajar guru. Adapun 5 aspek pokok (top ranking aspect) tersebut, yaitu:
1)
Sedikitnya waktu untuk istirahat dan untuk persiapan pada waktu dinas di
sekolah
2)
Ukuran kelas yang terlalu besar
3)
Kurangnya bantuan administratif
4)
Gaji yang kurang memadai
5)
Kurangnya bantuan kesejahteraan
Di antara problema-problema tersebut, problema nomor satu yaitu sedikitnya waktu untuk istirahat dan untuk persiapan pada waktu dinas di sekolah
merupakan problema yang mendapatkan persentase terbesar sebagai problema mayor.
b.
Tentang Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau
tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang berlangsung bersama dengan
proses pembudayaan. Kepentingan
dan keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan Islam diisyaratkan dalam
Al-Qur’an. Perintah untuk menjaga dan
memelihara diri, kaum keluarga dari kesengsaraan dan api neraka. Sejak masuk dan
berkembangnya Islam di Indonesia lembaga pernikahan dan keluarga memegang
peranan yang penting dalam proses pendidikan Islam.
Kontak pernikahan pedagang dan masyarakat pribumi
setempat menjadi semakin meluas dan bukan hanya
terjadi dikalangan pedagang saja, tetapi juga terjadi dikalangan penguasa
daerah setempat. Dengan kontak pernikahan dan kekeluargaan yang semakin meluas
tersebut secara berangsur-angsur komunitas muslim berkembang meluas, baik dalam
arti daerah penyebarannya dan komunitas muslim menjadi kekuatan-kekuatan
politik.
Pendidikan dalam keluarga tersebut didasari oleh
nilai-nilai dan norma-norma, budaya Islam melalui pendidikan dalam keluarga itu
suatu generasi menghasilkan generasi berikutnya yang memiliki kualitas yang
lebih tinggi. Peranan pendidikan yang sentral tersebut
semakin luas memerlukan adanya wadah yang menampungnya. Wadah biasanya untuk
menampung adalah masjid atau surau. Kemudian menjadi lembaga pendidikan yang
potensial sebagai lembaga pendidikan dasar.
Dalam ajaran Islam adalah wajib untuk
mendirikan lembaga pendidikan lanjutan. Maka
terbentuknya pesantren yang kemudian berpengaruh dan bersaing dengan sistem
pendidikan Barat yang diperkenalkan oleh pemerintah Belanda, timbullah sistem
pendidikan terpadu antara sekolah umum dan madrasah.
Salah satu penelitian yang berkenaan dengan lembaga
pendidikan Islam adalah penelitian Karel A. Steenbrink dalam bukunya berjudul Pesantren, Madrasah, dan Sekolah Pendidikan
Islam dalam Kurun Modern yang diterbitkan oleh LP3ES, Jakarta pada tahun
1968.
Metode penelitian yang dilakukannya adalah
pengamatan (observasi). Sedangkan objek pengamatannya adalah sejumlah pesantren
yang ada di Jawa dan Sumatera. Melalui analisis historis yang dipadu dengan
pendekatan komparatif, Karel A. Steenbrink menyimpulkan bahwa dibandingkan
dengan Malaysia, maka jelaslah pesantren di Indonesia melalui beberapa
pembaharuan tetap berusaha memberikan pendidikan Islam yang juga memenuhi
kebutuhan pendidikan sesuai dengan zamannya. Sistem pondok pesantren di
Malaysia bersifat lebih defensif dan kurang bisa menyesuaikan diri dengan zaman
modern.
Pada bagian lain hasil penelitian itu, Steenbrink
mengatakan bahwa sejak permulaan tahun 1970-an ternyata beberapa organisasi
Islam mengalami depolitisasi, yaitu melepaskan diri dari politik praktis dan
politik partai serta lebih mementingkan cita-cita asli sebagai organisasi yang
bergerak dibidang dakwah dan pendidikan.
5.
Penelitian Sejarah Islam
a.
Sejarah Kawasan
Penelitian
sejarah dapat dilakukan dengan melihat kawasan dimana peristiwa itu terjadi. David D. Newsom, dalam tulisannya berjudul
Islam in Asia Ally or Adversary,
menyatakan bahwa Islam sebagaimana dipahami oleh sejumlah orang Amerika sebagai
agama dunia Arab, ternyata tidaklah benar, karena sebagian besar pemeluk Islam
sebagaimana dijumpai pada masa yang lalu tinggal di Asia. Dari sana
kemudian dunia mengakui bahwa Islam dan geraknya dalam menghadapi berbagai
peristiwa yang terjadi dimasyarakat, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang
sangat penting dalam merespon berbagai masalah yang timbul dibelahan dunia.
Selain itu,
melalui studi tersebut dapat dihilangkan berbagai kesan negatif terhadap Islam
yang berkembang sebelumnya. Di masyarakat Barat ada berbagai kesan negatif terhadap
Islam. Pertama, Islam seringkali digambarkan sebagai agama yang suka
membuat kerusuhan, anti Barat dan reaksioner baik dalam bidang politik maupun
masyarakat. Kedua, Islam sering digambarkan sebagai agama yang tidak
memiliki hubungan dengan berbagai masalah yang timbul di masyarakat. Islam
lebih digambarkan sebagai sistem ibadah yang hanya mementingkan hubungan
spiritual dengan Tuhan, tanpa
memperdulikan berbagai masalah yang terjadi dimasyarakat. Islam dalam kenyataan
menyediakan dan menawarkan kesatuan secara fundamental antara masalah ibadah
dan keyakinan dengan praktik kehidupan sehari-hari, dapat berinteraksi dengan
berbagai kebudayaan dan kelompok etnik sebagaimana hal demikian dijumpai dalam
kenyataan sejarah. Ketiga, bahwa aspek yang selama ini belum dapat
membuka mata orang Amerika adalah mengenai berbagai pendekatan yang variatif yang
dilakukan oleh umat Islam dan pemerintahannya dalam memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi.
Penelitian ini
menunjukan dengan jelas bahwa tidak seluruhnya para peneliti Barat atau
Orientalis memandang negatif terhadap
Islam, melainkan juga ada yang berpikiran positif sebagaimana yang dilakukan John
Esposito.
Model
penelitian sejarah yang mengambil pendekatan kawasan juga dilakukan oleh Arthur
Goldschmidt, Jr, sebagaimana
terlihat dalam bukunya berjudul A Concise History of The Middle East.
Melalui bukunya itu Arthur Goldschmidt telah berhasil mendeskripsikan secara
komprehensif berbagai peristiwa yang terjadi di Timur Tengah sepanjang
berkaitan dengan Islam, mulai sejak kedatangan Islam didaerah tersebut sampai
dengan perkembangannya yang terakhir. Didalam buku tersebut dikemukakan tentang
kondisi alam Timur Tengah, situasi sosial kemasyarakatan Timur Tengah sebelum
kedatangan Nabi Muhammad SAW, keberadaan Nabi Muhammad di Makkah, dasar-dasar
ajaran Islam, penyebaran Islam, Khulafaur Rasyidin, gerakan Syi’ah, Turki,
perang salib dan serbuan bangsa Mongol, kebudayaan Islam, kekuasaan raja,
perhatian dunia Eropa dan penjajahanya terhadap daerah Timur Tengah, gerakan
westernisasi yang terjadi pada abad kesembilan belas, munculnya gerakan
nasionalisme, pembaharuan pemerintahan pada beberapa Negara yang merdeka,
perjuangan bangsa Mesir dalam memperoleh kemerdekaannya, gerakan dan perjuangan
bangsa Palestina, ekspansi bangsa Israel dan reaksi bangsa Arab, mulai dari
Terusan Suez sampai ke Aqaba dan gerakan membangkitkan kembali kekuatan Islam.
Hasil penelitian
tersebut nampaknya berguna sebagai informasi awal untuk melakukan penelitian
sejarah yang mengambil pendekatan kawasan. Penelitian tersebut dapat
dikategorikan sebagai penelitian literatur yang didukung oleh survey, dan
dianalisis dengan pendekatan sejarah dan perbandingan.
C.
Kelemahan dan Kelebihan Model Penelitian;
Filsafat Islam, Tasawuf, Politik, Pendidikan Islam, dan Sejarah Islam
1. Pendekatan Filsafat Islam
Kelebihan pendekatan filsafat, mampu menjelaskan sesuatu secara mendalam,
kritis, dan radikal. Sehingga kajian yang menggunakan pendekatan ini dapat
digunakan untuk menjawab masalah yang rumit, agar dapat ditemukan substansial
value dari problem tersebut.
Kelemahan pendekatan filsafat, terletak pada cara pandang logis dan
rasional. Kaitannya dengan hal-hal yang bersumber dari doktrin, penelitian yang
menggunakan pendekatan filsafat akan mengalami problem yang serius jika harus
berhadapan dengan hal-hal yang supra-rasional semisal tentang surga-neraka, dan sebagainya.
2. Pendekatan Tasawuf
Ciri khas pendekatan tasawuf yang digunakan oleh peneliti-peneliti
terdahulu adalah teosentris, tidak ada usaha untuk membumikan prinsip-prinsip
tasawuf agar lebih familiar. Inilah yang menjadi titik lemah pendekatan
tasawuf. Di samping itu, pendekatan ini sering tidak memandang realitas, yang
berada dalam tataran teoritis.
Kelebihan pendekatan tasawuf terletak pada sifatnya yang moralis dan
transendental. Sehingga, akan membantu terciptanya teori-teori moral yang
mendukung perbaikan kualitas sikap personal dan interpersonal.
3. Pendekatan Politik
Ciri khas pendekatan politik adalah memusatkan perhatiannya pada
teori-teori tentang kekuasaan atau usaha untuk menguasai negara.
Kelebihan pendekatan ini terletak pada usaha untuk memahami dan
mengkonstruk strukturalisme. Dalam tataran praktik, setidaknya pendekatan
politik sering memiliki kelemahan berikut;
a. Pendekatan ini tidak meneliti apakah lembaga kenegaraan memang terbentuk dan
berfungsi seperti yang diuraikan dalam naskah-naskah resmi kenegaraan.
b. Cenderung kurang menyoroti organisasi-organisasi yang tidak formal, seperti
kelompok kepentingan dan media massa.
c. Bahasan lebih deskriptif daripada analitis.
d. Lebih banyak menggunakan ulasan sejarah, seperti menelusuri perkembangan
parlemen.
e. Lebih bersifat normatif karena fakta dan norma kurang dibedakan, bahkan
seringkali saling berkaitan.
f. Kurang memberikan sumbangan terhadap pembentukan teori baru.
4. Pendekatan Pendidikan Islam
Karakteristik pendekatan Tarbiyah Islamiyah adalah digunakannya teori-teori
pendidikan Islam yang menekankan pada moral value disamping intelectual value.
Kelemahan pendekatan ini antara lain; tidak memiliki landasan keilmuan yang
jelas, mengingat pendidikan Islam masih diperdebatkan oleh para pakar filsafat
ilmu. Di samping itu, pendidikan Islam klasik terkesan menghilangkan sikap
kritis, akibat terlalu memegang teori moral, sehingga penelitian yang
menggunakan pendekatan ini cenderung tidak kritis dalam menyikapi masalah.
Kelebihan pendekatan pendidikan Islam antara lain; pendidikan barat yang
hanya mengandalkan rasional, dengan mengabaikan aspek moral, dapat dilengkapi
oleh pendidikan Islam yang sangat kental dengan aspek moral. Selain
itu, pendekatan ini sangat relevan dengan masa kontemporer, dan sangat fleksibel,
sesuai dengan ajaran Islam yang sifatnya fleksibel dan dinamis.
5. Pendekatan Sejarah
Karakteristik pendekatan historis adalah harus berkaitan dengan saksi,
peristiwa, kronologi peristiwa, waktu kejadian peristiwa, dan faktor yang
mempengaruhi peristiwa. Kelebihan pendekatan ini, menjelaskan fakta berdasarkan kronologi,
sehingga tercipta sebuah penelitian yang mudah dipahami.
Adapun diantara kelemahannya, pendekatan sejarah akan mengalami kebuntuan
jika suatu peristiwa tidak memiliki sumber atau saksi sejarah, pendekatan
sejarah terikat oleh aturan-aturan sejarah yang ketat, sehingga membatasi
kreatifitas peneliti, dan pendekatan ini juga tidak mempertimbangkan aspek
pribadi saksi sejarah, sehingga dimungkinkan terciptanya pemalsuan sejarah oleh
saksi.
III. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada Filsafat, Amin Abdullah menggunakan penelitian
bercorak deskriptif, Majid Fikri dan Otto menggunakan penelitian bercorak
kualitatif. Pada Tasawuf, Mustafa Zahri menggunakan model penelitian bersifat
eksploratif. Pada Politik, Harry J. Benda menggunakan bentuk penelitian
kepustakaan dengan corak penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis sosio
historis. Pada Sejarah Islam Arthur menggunakan pendekatan kawasan.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa model
penelitian yang digunakan oleh masing-masing tokoh berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Benda, Harry J. 1985. Bulan Sabit dan
Matahari Terbit Islam Indonesia Pada
Pendudukan Jepang. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Nata, Abuddin. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nata, Abuddin. 2011. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Zahri, Mustafa. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. tt. tp, t.t.
[1] Dosen: Dr. H. Nur Khoiri, M. Ag. Mata Kuliah: Pengantar Studi Islam. Pemakalah:
Ahmad Afif Fikri (1403016140), Ana Nafisatul Muflichah (1403016147), Khafidzin (1403016155),
Awwalina Zumala Imroati (1403016162). Pada: 30 Oktober 2014.
[2] Editor: Miftakhussalam (1403016167), (Alumni: UIN Walisongo Semarang, PP. Raudlatut
Thalibin Tugurejo-Kota Semarang, PP. Al-Hikmah 1 Benda-Brebes).
Pendudukan Jepang, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1985). tt hlm.
Komentar
Posting Komentar